Monday, January 15, 2007

I-ADVERTISING VERSUS ADVERTISING KONVENSIONAL

I-ADVERTISING versus ADVERTISING KONVENSIONAL
Kenapa versus?
Sebelumnya saya ingin menelaskan apa itu I-Advertising dan apa itu Advertising Konvensional. I-Advertising adalah suatu cara lain untuk beriklan yaitu dengan melalui internet sebagai medianya yang dimana para pelanggan potensial dapat memperoleh informasi produk dan jasa tertentu lebih jauh hanya dengan berpindah dari satu layar ke layar lain.
Sedangkn Advertising konvensional merupakan media untuk beriklan yang sudah ada sebelum I-Advertising itu ada. Misalnya pada media televisi, radio, media cetak,dan media luar ruang.
Secara umum, di awal perkembangan iklan, ada lima media yang menyediakan space terbesar untuk iklan adalah surat kabar, majalah, radio, TV, dan media luar ruang seperti billboard. Surat kabar adalah media beriklan khususnya untuk belanja rumah tangga. Radio dan majalah menembak sektor konsumen yang unik, misalnya iklan di SMART FM bertujuan untuk menembak konsumen yang educated, usia professional, dan cenderung sophisticated. Iklan di majalah Mobil Motor jelas untuk konsumen yang gemar atau hobi mengutak-atik kendaraan bermotor. Iklan di TV punya keunggulan untuk image building dan mendemonstrasikan produk, sedangkan iklan luar ruang dapat menjangkau publik yang luas secara berulang-ulang di beberapa kota besar.
Di antara media-media tersebut, televisi merupakan media terbesar yang meraup dana iklan. Namun seiring munculnya media internet sebagai ruang baru untuk beriklan, peta periklanan dunia mulai berubah. Internet merupakan sarana media yang lebih mudah yang pernah ada bagi kepentingan bisnis guna untuk menyebarkan informasi dan meraih pelanggan di internet.

I-ADVERTISING
Periklanan di internet (internet advertising) berawal pada tahun 1994, ketika iklan banner pertama kali dijual dan komersialisasikan pertama dimungkinkan di Web browser, yang dilakukan oleh Netscape Navigator 1.0. Kemudian, berdasarkan penelitian yang dilakukan Mary Meeker, Managing Director Morgan Stanley dan timnya, mereka memperkirakan bahwa hanya dalam tempo lima tahun, internet telah berhasil merengkuh pengguna sebanyak 50 juta orang. Sementara televisi membutuhkan waktu 13 tahun dan radio 38 tahun untuk mencapai jumlah tersebut. Dasyatnya, berbagai penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa para pengguna internet biasanya tergolong kaum muda, yang terdidik dan dengan pendapatan tinggi dari masyarakat secara umum. Ini tentunya merupakan sasaran empuk bagi para tenaga pemasaran yang ingin memperkenalkan suatu produk atau jasa melalui internet.
Dengan membuat sebuah home page di dalam Web, perusahaan dapat mengirimkan pesan mereka ke seluruh dunia layaknya sebuah billboard raksasa di sebuah jalan tol informasi (information superhighway). Pelanggan potensial yang tertarik terhadap pesan yang ada di situs Web tertentu dapat memperoleh informasi produk atau jasa tertentu lebih jauh hanya dengan berpindah dari satu layar ke layar lain dengan mudahnya. Inilah yang disebut dengan Internet Advertising atau biasa disingkat "I-Advertising". Secara harfiah dapat diterjemahkan menjadi periklanan / beriklan di internet
Banyak perusahaan mulai beralih untuk memilih internet sebagai media promosi, ada beberapa alasan mengapa memilih internet untuk mempromosikan produk atau jasa yaitu :
1. Karena dapat meningkatkan pendapatan yang diperoleh dari konsumen baru melalui basis internet.
2. Mengurangi biaya merketing dengan hanya menggunakan katalog sebagai referensi.
3. Lebih menghemat waktu / lebih efisien.
4. Mengurangi akan kehilangan pangsa pasar akibat persaingan dengan kompetitor.
5. Dengan mempertahankan konsumen yang loyal sehingga dapat memperkuat hubungan dengan konsumen, dan memberikan pilihan bagi konsumen serta pemberian informasi melalui system penjualan secara online.
6. Iklan termonitor dengan program khusus.
7. Konsumen benar-benar terfokus.
8. Dan mencapai target konsumen lebih spesifik.

Perbedaan yang mendasar pada media iklan yang melalui internet adalah terletak pada konsumennya yang tentunya berbeda pangsa pasar yang dituju. Iklan media melalui internet menggunakan banner advertising yang menampilkan situs dalam bentuk mini kepada user. Adapun hal lain yang tidak asing adalah spamming misalnya email gratis yang ditawarkan di internet. Hal ini mungkin sangat menganggu karena informasi yang dikirim melalui email didapat dengan cara mengintip atau tepatnya mengambil data penggunaan email gratis. Adapun beberapa model periklanan yaitu Periklanan pasif adalah bagaimana pengiklan menempatkan informasi pemasaran dan periklanan di situs web dan pelanggan potensial untuk masuk ke dalamnya dan memperoleh informasi secara cuma-cuma. Model periklanan yang kedua adalah pemasangan iklan pada situs web yang banyak dikunjungi oleh user. Ada beragam jenis-jenis iklan yang terdapat di internet yaitu :
1. Iklan banner : iklan yang ditempelkan pada suatu situs atau pada suatu portal. Jenis-jenis iklan banner yaitu:
a. iklan Scroll : iklan yang terus menerus bergerak pada daerah screen komputer.
b. iklan Utama : iklan yang berada di posisi paling atas website.
c. iklan Samping : iklan yang berada di samping kanan website.
2. Iklan baris : jenis iklan ini identik dengan iklan baris yang berada di media cetak, hanya saja kelebihannya dapat ditambahkan variasi warna, animasi bahkan suara.
3. Iklan Spam : iklan yang muncul dan membentuk layar baru setiap situs tertentu dibuka / di kunjungi.
4. Iklan Advertorial : adalah iklan yang terbaru yang menayang berita-berita mengenai perusahaan di dalam rubrik-rubrik website tertentu yang dipilih. Sehingga banyak yang berpendapat bahwa iklan melalui internet sangatlah efektif.


Salah satu cara mengukur efektivitas iklan di internet adalah dengan menghitung jumlah click dalam periode tertentu (bisa per jam, hari, atau minggu) yang biasa kita sebut hit counting. Lebih jauh lagi, perusahaan dapat membuat database marketing, yaitu simpanan data dan informasi mengenai konsumen sehingga di kemudian hari dapat dilakukan pelayanan khusus (personalisasi) kepada konsumen tersebut. Satu proses krusial dalam database marketing adalah data mining, yaitu proses mengkompilasi dan menganalisis data konsumen menjadi informasi yang relevan yang bisa digunakan untuk merancang strategi pemasaran terhadap konsumen-konsumen tersebut
Hambatan dalam I-Advertising terletak pada perbedaan mendasar terletak pada konsumen (calon konsumen) yang tentunya berbeda pangsa pasarnya. Dalam beriklan secara konvensional, melalui televisi misalnya, siapapun dapat melihat informasi yang diiklankan, berbeda dengan iklan yang ditayangkan melalui internet dimana konsumennya terbatas pada pengguna internet (user), dan itu pun belum tentu mereka mengunjungi situs-situs dimana pelaku usaha mengiklankan produk yang dijualnya.
Media online atau internet menyajikan dunia dalam satu halaman, segala informasi tersedia disana, teknologi, otomotif, perhiasan, perdagangan dan lain sebagainya dapat ditemukan di internet. Informasi dari berbagai wilayah dan website.
Kebanyakan orang lebih mudah mencari sebuah produk di internet dibandingkan media lain, hal ini menjadi salah satu alasan penting mengapa beriklan di internet begitu penting. Informasi produk di internet tersaji lebih lengkap baik itu detail teknis, harga dan perbandingan produk dengan merek lain, hal mana tidak dijumpai di media lain. Waktu dan tempatlah yang membatasi pembahasan lebih jauh, namun jangan khawatir artikel lebih lengkap mengenai keuntungan beriklan di internet akan menyusul. Beberapa perusahaan besar seperti Amazon, Ebay telah melakukan pemasaran dan traksaksi penjualan di media online, pasar yang dicakup tentunya besar sekali bukan hanya amerika tapi juga meliputi Eropa, Asia, Timur-Tengah, Afrika dan Australia.

ADVERTISING KONVENSIONAL
Periklanan ini merupakan periklanan yang paling banyak dipilih oleh para advertiser sebelum adanya internet. Berbagai media ada di dalamnya , seperti yang akan saya jabarkan berikut ini :
Media Televisi.
Televisi ini merupakan media yang dapat memberikan kombinasi antara suara dengan gambar yang bergerak dan dapat dinikmati oleh siapa saja. Namun demikian biaya iklan pada televisi ini relatif tinggi. Luasnya Indonesia dan tersebarnya audiens di berbagai pulau, diikuti dengan taraf ekonomi yang masih rendah, membuat televisi sebagai media yang masih memberikan ketertarikan. Percaya atau tidak, ternyata hampir 90% penduduk Indonesia memiliki televisi, sementara internet broadband masih menjadi barang langka, karena mahalnya harga bandwidth. Mungkin itu sebabnya mengapa produk-produk konsumsi yang target SES-nya umum, tetap akan menyasar televisi sebagai media andalan. Kelebihan dari media ini adalah bisa menjangkau semua lapisan, dapat menyuguhkan audio dan visual secara bersamaaan, dapat menampung semua kreativitas, dan masih banyak lagi. Tetapi di balik semua itu media televisi juga mempunyai hambatan dalam keefektivitasannya, misalnya bagaimana jika tiap hari pemirsa televisi disuguhi ribuan spot iklan dari ratusan merek? Barangkali hanya sedikit yang nyangkut di benak mereka. Belum lagi, tiap kali break, pemirsa lebih suka switch ke stasiun TV lain untuk mengintip acara/program yang lain. Bisa-bisa, dana yang dikeluarkan untuk beriklan menjadi percuma tanpa hasil. Dan juga letak permasalahan saat ini pertumbuhan jumlah stasiun televisi di Indonesia sebesar 30 persen hanya diiringi dengan pertumbuhan iklan sebesar 20 persen. Sebelas stasiun televisi di Indonesia masing-masing memiliki jam tayang 18 jam per hari. Jam tayang tersebut tentunya akan diisi dengan program acara yang diselingi dengan iklan, yang merupakan pendapatan utama dari stasiun televisi tersebut. Dan dengan secara tidak langsung terjadi pula penurunan kualitas iklan yang akan merugikan konsumen, oleh karena itu media-watch atau pihak yang berkompeten dalam melindungi hak konsumen harus lebih aktif dan bekerja keras dalam mengawasi iklan yang ditayangkan di televisi. Iklan harus dibatasi oleh perlindungan terhadap konsumen.
Radio
Radio Dengan kehadiran televisi dan media lain, bagaimana radio bisa bertahan?
Radio bisa dibilang, kagak ada matinye! Meski dihimpit oleh hadirnya berbagai media, seperti televisi dan internet, tetapi radio tetap bertahan. Karena, radio tetap dibutuhkan oleh masyarakat!
Pada pagi hari dan sore hari dimana sebagian masyarakat terjebak kemacetan lalu lintas, radio di mobil menjadi teman perjalanan yang menyenangkan. Breaking news dan obrolan santai dari para penyiar radio mengurangi stress yang dirasakan sepanjang perjalanan. Sulit bagi media lain untuk mendapatkan coverage setinggi radio pada jam-jam kemacetan lalu lintas ini.Disamping teve lokal yang sekarang sudah mulai menjamur, radio merupakan pilihan yang tepat untuk menjangkau konsumen di daerah tertentu, termasuk di pedalaman. Dengan memilih tipe program dan segmen radio yang sesuai, pengiklan bisa lebih fokus untuk mengekspose brandnya ke tipe pendengar yang lebih segmented, baik itu dari segi usia, etnik maupun lifestyle tertentu. Kelebihan lain dari radio adalah lebih singkatnya waktu untuk mempersiapkan materi iklan. Materi pun bisa dikemas/dibawakan dengan gaya bahasa sedemikian rupa sehingga sesuai dengan selera pendengar lokal. Walaupun tampaknya sederhana, membuat materi iklan radio dan pembuatan rencana pemasangan iklannya bukanlah sesuatu yang mudah. Iklan radio yang efektif adalah yang mampu melibatkan pendengarnya. Engagement bisa diperoleh dari pemilihan kata-kata yang menarik atau humoris, dari komponen musik dan dari sound effect lainnya. Adakalanya, radio setempat juga menawarkan jasa untuk membacakan script iklan oleh penyiarnya. Ini bagus, karena mampu menepis kebosanan pendengar yang lelah dijejali iklan yang bertubi-tubi. Dengan gaya tersendiri, penyiar membacakan script iklan dengan renyah dan dibumbui cerita-cerita keseharian, sehingga lebih merasuk ke benak pendengar.
Karena harganya yang relatif lebih murah, iklan radio bermanfaat untuk meningkatkan frekuensi eksposure sebuah campaign. Dengan tingginya frekuensi, awareness terhadap pesan yang disampaikan melalui media radio akan dengan cepat dibangun. Yang perlu diperhatikan adalah adanya sinergi antara pesan brand yang disampaikan lewat media radio dengan pesan brand yang disampaikan di media lainnya. Jangan sampai masing-masing media menyampaikan hal yang tidak berhubungan, bahkan bertentangan.
Ada beberapa kelemahan media radio. Media ini kadang hanya dijadikan semacam latar belakang saja, sehingga kesannya diabaikan oleh pendengarnya. Oleh karenanya iklan di radio harus sering frekuensinya. Juga, iklan ini tidak memiliki visual, baik itu berupa gambar maupun teks, sehingga ada keterbatasan untuk menarik perhatian secara suara/audio. Kekurangan lainnya adalah tidak tersedianya banyak studi atau survei yang secara spesifik menunjukkan efektivitas iklan radio, sehingga pengiklan tidak punya support kuat untuk mendukung keputusannya.Radio merupakan media yang hanya dapat dinikmati melalui indera pendengaran ini, media radio dapat menjangkau daerah yang luas dan dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat. Sampai pelosok desa pun sekarang sudah banyak memiliki radio daerah maupun radio amatir. Meski biaya radio relatif lebih murah tetapi wakti penayangannya sangat terbatas, selain tidak dapat mengemukakan gambar dan pendengar sering kurang mendengarkan dengan penuh atau sambil lalu. Karena banyak pemirsa lebih memilih untuk melihat televisi.
Media Cetak
Media ini merupakan media tertua karena sudah ada dari dulu, merupakan selembaran kertas yang memuat informasi. Sekarang, di Indonesia media ini mengalami sedikit penurunan dalam mencari konsumen dikarenakan media ini dianggap kuno, tapi sebenarnya bukan begitu. Media cetak mempunyai karakter yang tidak dimiliki oleh media televisi dan yang lainnya. Beberapa di antaranya :
- Membaca merangsang orang untuk berinteraksi dengan aktif berpikir dan mencerna secara reflektif dan kreatif, sehingga lebih berpeluang membuka dialog dengan pembaca/masyarakat konsumennya disamping memungkinkan untuk mengulas permasalahan secara lebih mendalam dan lebih spesifik.
- Media cetak, baik koran atau majalah relatif lebih jelas siapa masyarakat konsumennya. Sementara media elektronik seringkali mengukur dan mengetahui siapa konsumennya. Dengan demikian Koran atau majalah lebih mewakili opini kelompok masyarakat tertentu. Target audiencenya lebih jelas. Misalnya Suara Merdeka yang mewakili segmen geografis, yakni Jawa Tengah.
- Kritik sosial yang disampaika melalui media cetak akan lebih berbobot atau lebih efektif karena diulas secara lebih mendalam dan bias menampung sebanyak mungkin opini pengamat serta aspirasi masyarakat pada umumnya.
- Media cetak biasanya bersifat fleksibel, mudah dibawa kemana-mana, bisa disimpan, bisa dibaca kapan saja, dan tidak terkat oleh waktu.
- Dalam hal penyajian iklan, walaupun media cetak dalam banyak hal kalah menarik dan atraktif dibanding media elektronik namun di segi lain bisa disampaikan secara lebih informatif, lengkap dan spesifik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen.

Beberapa karakteristik media cetak di atas akan memberi gambaran bagaimanapun eksistensinya tetap akan dibutuhkan oleh masyarakat yang selalu “haus” akan informasi.
Media Luar Ruang
Saat semakin clutter-nya media iklan, kebutuhan produk untuk tampil tidak lagi cukup hanya sekedar beriklan di televisi, radio, atau koran. Banyaknya iklan yang diputar di setiap acara ber-rating tinggi malah membuat iklan tersebut tidak mau dilihat penonton. Dengan gampang, penonton tinggal berganti saluran, menunggu beberapa saat, lalu menekan kembali saluran sebelumnya berharap iklan sudah berlalu. Brand akan membuang biaya placement yang percuma saat iklannya tampil di tengah-tengah deretan iklan, tanpa ada yang menyaksikannya. Tentunya, akan lebih baik bila budget tersebut dimanfaatkan untuk upaya-upaya lain yang lebih strategis untuk membangun brand. Beberapa cara dilakukan dengan mencoba memanfaatkan media ruang luar dengan cara seunik mungkin sehingga setiap orang yang melewatinya bisa tersenyum, tertawa, dan ingat akan pesan iklan tersebut. Saat mendengar tentang media ruang luar, yang terpikir pertama kali di benak kita pasti billboard. Tapi, semakin banyaknya billboard dan penempatannya yang tidak teratur juga malah membuat pandangan menjadi tidak enak. Padahal media ruang luar tidak sesempit itu. Apapun yang kita lihat di sekitar kita, dipandu oleh kreativitas kita dalam mengolahnya, pasti bisa menjadi media iklan. Biasanya billboard ada di sepanjang jalan raya, di gang-gang, bahkan di halte pun ada, dengan jenis yang beragam, dari ukuran yang kecil hingga besar ada. Tapi lagi-lagi permasalahannya terletak pada keefektifitasannya dalam meraih pelanggan. Fakta menyebutkan, konsumen setelah 1minggu melihat billboard tersebut terus akan merasa cepat bosan bahkan sampai tidak meliriknya sama sekali.

Siaran televisi rata-rata menyelinapkan iklan setiap 15 menit sekali. Tak peduli program yang ditayangkan berupa berita, sinetron, atau film India, iklan akan tetap masuk. Iklan menyelinap dalam gelombang radio, mendayu-dayu pendengar lewat radio yang Anda dengar di kamar mandi, ruang makan, atau di dapur. Bahkan, berita yang menghiasi surat kabar dengan ditemani secangkir kopi, melihat berita krisis di Aceh iklan melintas juga. Iklan bahkan siap memecah konsentrasi saat berkendaraan di jalan raya lewat billboard, spanduk, baliho yang bertebaran . Tidak disangsikan lagi iklim persaingan semakin ketat di masa sekarang, siapa pemenangnya? Semua sebenarnya tidak bisa dikatakan sebagai pemenang, Cuma saja kita dapat berpikir sampai sejauh mana media itu bekerja. Apakah bekerja demi konsumen atau malah sebaliknya? Periklanan dibuat bukan hanya untuk menaikkan omset penjualan produk yang akan dipasarkan tetapi juga untuk mencukupi pengetahuan konsumen akan sebuah produk dan jasa tersebut.

I-Advertising dan Advertising Konvenional sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kedua hal tersebut, dalam beriklan juga harus memperhatikan kaida-kaidah dalam beriklan, jangan sampai karena hanya ingin mendapat untung semaksimal mungkin, mereka tidak memperhatikan konsumennya.
Apa yang menentukan efektivitas sebuah iklan? Analisis dari jawaban pertanyaan ini banyak dibahas dalam media literacy, yang merupakan kajian kritis tentang media. Beberepa isu yang muncul tentang iklan akhir-akhir ini adalah mengenai hidden messages atau pesan tersembunyi dalam sebuah iklan, yang dalam kajian media hal ini ditentang. Isu lain adalah adanya implicit messages atau pesan implicit, dimana iklan tidak hanya untuk menjual produk, tetapi juga mempromosikan gaya hidup atau nilai-nilai tertentu, politik atau ideology misalnya.Isu penting lainnya adalah pembajakan database konsumen, yang saat ini marak dilakukan. Beberapa dari kita tentu pernah mengalami ketika secara tiba-tiba ditelepon oleh perusahaan tertentu dan menawarkan produk mereka, darimana mereka mendapatkan data kita? Isu lain terkait dengan anak-anak, dimana saat ini kita sadari anak adalah pihak yang paling rentan menjadi korban iklan. Beberapa iklan tidak memperhatikan kepatutan umur sehingga secara psikologis akan sangat buruk dampaknya jika ditonton oleh anak-anak. Hal ini harus dicegah. Sementara itu perkembangan terbaru dari iklan adalah product placement, yaitu beriklan dengan menumpang pada sebuah acara TV misalnya talk show, yang ternyata punya dampak cukup besar bagi penjualan.









Nama : Darwin
NIM : 153040005

UPN YOGYAKARTA/FISIP 2007

Friday, January 5, 2007

w T H

HELLOWEEN NEVER DIEEE!!!