Friday, June 15, 2007

Tugas PTK
“DAMPAK DARI TEKNOLOGI KOMUNIKASI TELEPON SELULER”
Kemajuan teknologi komunikasi pada saat ini terasa begitu cepat. Hal ini tampak dari terus berkembangnya berbagai macam jenis telepon, dari jenis telepon kabel yang konvensional sampai dengan jenis telepon nir kabel seperti handy talky atau "ht", telepon seluler atau sering disingkat "ponsel" dan jenis terakhir yang sedang dikembangkan adalah telepon yang dilengkapi dengan layar monitor untuk melihat lawan bicara yang dinamakan juga "tvphone". Telepon nir kabel, khususnya telepon seluler yang sudah banyak dipasarkan pada saat ini mempunyai frequensi 450 MHZ dan 900 MHz. Ponsel dengan frequensi 1800 MHz dalam waktu dekat ini akan mulai memasuki pasaran dan sudah barang tentu akan ditawarkan dengan berbagai macam kelebihan dibandingkan dengan ponsel yang sudah ada. Bila dilihat dari frequensi yang digunakan, maka panjang gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari ponsel akan berkisar antara 1 meter sampai dengan 0,01 meter. Oleh karena komunikasi menggunakan ponsel akan megeluarkan gelombang elektromagnetik, maka radiasi elektromagnetik yang keluar dari emiter ponsel secara teoritis akan berdampak pada tubuh manusia, khususnya bagian kepala sekitar telinga. Secara garis besar energi radiasi yang keluar dari emiter ponsel dan pengaruhnya terhadap jaringan tubuh.
Kemajuan teknologi dan industri selalu dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa teknologi dan industri yang maju identik dengan tingkat kehidupan yang lebih baik. Tingkat kehidupan yang baik selalu mengusahakan kemudahan-kemudahan dalam berkomunikasi, antara lain dengan diciptakannya telepon seluler yang disingkat ponsel suatu jenis telepon nir kabel yang mudah dibawa kemana-mana dan praktis karena ukurannya yang kecil sehingga mudah dimasukkan ke dalam saku. Perkembangan kecanggihan ponsel saat ini menggelitik para ahli radiasi untuk melihat seberapa jauh kemungkinan pengaruh adanya radiasi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh emiter ponsel terhadap tubuh manusia. Telepon seluler atau ponsel yang banyak digunakan oleh masyarakat saat ini, memang sangat membantu dalam hal kemudahan berkomunikasi. Ukuran ponsel makin lama makin kecil agar lebih praktis mudah dimasukkan ke dalam saku dan kelebihannya makin lama makin canggih. Kecanggihan dan kelebihan ponsel tidak lain adalah waktu selalu ditemukan hal yang baru. Akan tetapi satu hal yang perlu diingat bahwa pancaran sinyal dari emiter ponsel selalu mengikuti kaidah pancaran radiasi gelombang elektromagnetik Ada suatu penelitian yang menunjukkan bahwa radiasi yang dipancarkan oleh ponsel dapat mempengaruhi fungsi enzim dan protein yang terdapat dalam tubuh, perubahan protein albumin yang berfungsi dalam memasok aliran darah ke otak. Professor Leif Salford seorang peneliti masalah dampak pemakaian ponsel terhadap kesehatan, mengatakan bahwa gelombang mikro yang keluar dari ponsel dapat memicu timbulnya penyakit "alzheimer" atau kepikunan lebih awal dari usia semestinya.
Alzheimer adalah salah satu penyakit yang menyebabkan menurunnya kemampuan berfikir serta kemampuan mengingat-ingat atau memori, sehingga gejala penyakit alzheimer mirip dengan orang tua yang pikun. Walaupun belum terbukti secara langsung bahwa penggunaan ponsel adalah penyebab utama timbulnya penyakit alzheimer, namun menurut Prof. Leif Salford akibat yang mungkin ditimbulkan oleh radiasi elektromagnetik dari ponsel tidak boleh diabaikan begitu saja, tapi harus secara cermat diteliti segala kemungkinan yang dapat ditimbulkan oleh pemakaian ponsel. Hal ini sebenarnya disebabkan karena kekhawatiran manusia berdasarkan pengalaman 80 tahun yang lalu, yaitu pada saat para dokter waktu itu senang menggunakan pesawat sinar-x (pesawat Roentgent) untuk berbagai keperluan diagnosis. Oleh karena pada waktu itu belum diketahui dampak pemakaian sinar-x, maka dokter menggunakannya tanpa memakai pakaian proteksi radiasi atau jas apron, sehingga setelah berselang beberapa tahun ternyata banyak dokter yang menderita kanker kulit. Nah, atas dasar pengalaman ini maka para ahli saat ini sedang berusaha untuk meneliti kemungkinan adanya dampak dari pemakaian ponsel terhadap kesehatan manusia.
Dampak radiasi elektromagnetik ponsel terhadap tubuh manusia, ternyata mempunyai kemiripan dengan dampak radiasi elektromagnetik yang ditimbulkan oleh radar. Pesawat radar sejauh ini telah diduga mempunyai dampak terhadap manusia yang berada pada sekitar instalasi radar. Dampak tersebut adalah kemampuan radar mengagitasi molekul air yang ada dalam tubuh manusia. Perlu diingat bahwa sel-sel yang terdapat dalam tubuh manusia sebagian besar mengandung air, maka dampak agitasi terhadap molekul air perlu mendapat perhatian yang seksama.
Selain itu Perhatian secara khusus telah diberikan terhadap kemungkinan dampak pada embrio dan fetus berkaitan dengan paparan kerja medan EMF berintensitas rendah, khususnya pada para operator visual display units (VDUs) dan staf yang mengoperasikan clinical magnetic resonance diagnostic systems. Namun, sampai saat ini hanya terdapat bukti epidemiologi yang kurang memadai mengenai efek terhadap kondisi kehamilan sehubungan penggunaan handphone. Selain itu juga sering kita temui sehari-hari yang berkaitan antara teknologi komunikasi informasi dan kecelakaan adalah menggunakan ponsel sambil menyetir.
Sering kali kita terganggu dengan tingkah para pengemudi di jalanan raya yang mengganggu lalu lintas karena sopirnya ternyata asyik menggenggam ponsel di tangan kanan atau kiri) dan sebelahnya di setir. Yang lebih menyedihkan lagi, sering kali kita menjumpai pengendara sepeda motor yang sudah seenaknya berkeliaran di jalan raya (berada di jalur berlawanan, misalnya), masih sempat menggunakan ponselnya sambil mengendarai motornya. Hal ini menyebabkan sering terjadinya kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan pengemudinya mengemudikan kendaraan sambil menggunakan ponsel. Hal semacam ini sepertinya kita tidak peduli dengan keselamatan diri sendiri maupun orang lain. Kita pun tidak terlalu risau dengan nyawa sendiri atau orang lain walaupun angka statistik menunjukkan kecelakaan lalu lintas di Indonesia sejak tahun 2004 adalah pembunuh nomor tiga menyebabkan lebih dari 30.000 orang tewas. Selama ini memang tidak ada statistik mengacu secara langsung korelasi antara kecelakaan lalu lintas dan penggunaan ponsel, misalnya. Namun, kalau kita lihat kehidupan kita sehari-hari, potensi kecelakaan yang disebabkan oleh penggunaan ponsel ketika sedang mengemudi pasti akan menimbulkan kecelakaan. Cepat atau lambat.
Mungkin dari dampak ini kita dapat mencari solusi penanganannya dan setidaknya mengurangi resiko yang disababkan oleh ponsel ini. Seperti untuk mengurangi radiasi yang masuk kedalam otak dengan cara menggunakan peralatan proteksi radiasi tersebut ada yang berlabel buatan Amerika dan berbentuk cincin yang menurut "petunjukknya" harus ditempelkan pada bagian telinga agar radiasi elektromagnetik dari ponsel tidak sampai ke jaringan otak. Harga yang ditawarkan untuk peralatan proteksi radiasi tersebut berkisar Rp 25.000,- per buah. Ada juga peralatan lain yang dikatakan sebagai reduktor radiasi elektromagnetik ponsel berupa loudspeaker telinga yang dilengkapi dengan extension kabel atau lebih populer dengan sebutan alat "hands free". Dengan alat hands free ini orang dapat berkomunikasi via ponsel tanpa memegang ponsel. Harga peralatan jenis terakhir ini ditawarkan dengan harga bervariasi antara Rp. 50.000 – Rp. 80.000,- tergantung dari jenis / merk ponselnya. Alat ini agaknya masih dekat denga tubuh karena pada umumnya dimasukkan ke dalam saku baju. Namun sekali lagi, seberapa jauh efektifitas peralatan proteksi radiasi elektromagnetik tersebut, kiranya masih perlu diteliti lebih lanjut. Satu hal yang pasti dan perlu diperhatikan adalah berkomunikasilah dengan ponsel seperlunya saja, agar waktu kontaknya singkat sehingga dosis yang diterima kecil dan waktu kontak yang singkat juga berpengaruh terhadap kantong Anda, karena menghemat pemakaian pulsa ponsel.
Dan untuk mencegah terjadinya kecelakaan maka inisiatif yang diambil adalah Ada juga solusi menggunakan earphone memanfaatkan teknologi Bluetooth yang nirkabel dan sekarang menjadi aksesori yang merak tawarkan kepada para konsumen. Solusi ini memang tidak secara langsung terkait dengan masalah keamanan berkendaraan dan condong menjadi sebuah bagian dari gaya hidup mengikuti tren kemajuan ponsel itu sendiri. Belum lama ini Nokia memberikan sebuah alternatif lain memperkenalkan Nokia 616 Car Kit yang memiliki tampilan LCD dan pengeras suara. Perangkat bisa ditambahkan dengan perangkat genggam Nokia Handset HSU-4 berupa gangga telepon dengan tombol angka dan pengendali yang bisa diputar 360 derajat.
Nama : Darwin
No. Mhs : 153040005
Kelas : G

Dampak Teknologi Komunikasi

Tugas PTK
“DAMPAK DARI TEKNOLOGI KOMUNIKASI TELEPON SELULER”
Kemajuan teknologi komunikasi pada saat ini terasa begitu cepat. Hal ini tampak dari terus berkembangnya berbagai macam jenis telepon, dari jenis telepon kabel yang konvensional sampai dengan jenis telepon nir kabel seperti handy talky atau "ht", telepon seluler atau sering disingkat "ponsel" dan jenis terakhir yang sedang dikembangkan adalah telepon yang dilengkapi dengan layar monitor untuk melihat lawan bicara yang dinamakan juga "tvphone". Telepon nir kabel, khususnya telepon seluler yang sudah banyak dipasarkan pada saat ini mempunyai frequensi 450 MHZ dan 900 MHz. Ponsel dengan frequensi 1800 MHz dalam waktu dekat ini akan mulai memasuki pasaran dan sudah barang tentu akan ditawarkan dengan berbagai macam kelebihan dibandingkan dengan ponsel yang sudah ada. Bila dilihat dari frequensi yang digunakan, maka panjang gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari ponsel akan berkisar antara 1 meter sampai dengan 0,01 meter. Oleh karena komunikasi menggunakan ponsel akan megeluarkan gelombang elektromagnetik, maka radiasi elektromagnetik yang keluar dari emiter ponsel secara teoritis akan berdampak pada tubuh manusia, khususnya bagian kepala sekitar telinga. Secara garis besar energi radiasi yang keluar dari emiter ponsel dan pengaruhnya terhadap jaringan tubuh.
Kemajuan teknologi dan industri selalu dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa teknologi dan industri yang maju identik dengan tingkat kehidupan yang lebih baik. Tingkat kehidupan yang baik selalu mengusahakan kemudahan-kemudahan dalam berkomunikasi, antara lain dengan diciptakannya telepon seluler yang disingkat ponsel suatu jenis telepon nir kabel yang mudah dibawa kemana-mana dan praktis karena ukurannya yang kecil sehingga mudah dimasukkan ke dalam saku. Perkembangan kecanggihan ponsel saat ini menggelitik para ahli radiasi untuk melihat seberapa jauh kemungkinan pengaruh adanya radiasi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh emiter ponsel terhadap tubuh manusia. Telepon seluler atau ponsel yang banyak digunakan oleh masyarakat saat ini, memang sangat membantu dalam hal kemudahan berkomunikasi. Ukuran ponsel makin lama makin kecil agar lebih praktis mudah dimasukkan ke dalam saku dan kelebihannya makin lama makin canggih. Kecanggihan dan kelebihan ponsel tidak lain adalah waktu selalu ditemukan hal yang baru. Akan tetapi satu hal yang perlu diingat bahwa pancaran sinyal dari emiter ponsel selalu mengikuti kaidah pancaran radiasi gelombang elektromagnetik Ada suatu penelitian yang menunjukkan bahwa radiasi yang dipancarkan oleh ponsel dapat mempengaruhi fungsi enzim dan protein yang terdapat dalam tubuh, perubahan protein albumin yang berfungsi dalam memasok aliran darah ke otak. Professor Leif Salford seorang peneliti masalah dampak pemakaian ponsel terhadap kesehatan, mengatakan bahwa gelombang mikro yang keluar dari ponsel dapat memicu timbulnya penyakit "alzheimer" atau kepikunan lebih awal dari usia semestinya.
Alzheimer adalah salah satu penyakit yang menyebabkan menurunnya kemampuan berfikir serta kemampuan mengingat-ingat atau memori, sehingga gejala penyakit alzheimer mirip dengan orang tua yang pikun. Walaupun belum terbukti secara langsung bahwa penggunaan ponsel adalah penyebab utama timbulnya penyakit alzheimer, namun menurut Prof. Leif Salford akibat yang mungkin ditimbulkan oleh radiasi elektromagnetik dari ponsel tidak boleh diabaikan begitu saja, tapi harus secara cermat diteliti segala kemungkinan yang dapat ditimbulkan oleh pemakaian ponsel. Hal ini sebenarnya disebabkan karena kekhawatiran manusia berdasarkan pengalaman 80 tahun yang lalu, yaitu pada saat para dokter waktu itu senang menggunakan pesawat sinar-x (pesawat Roentgent) untuk berbagai keperluan diagnosis. Oleh karena pada waktu itu belum diketahui dampak pemakaian sinar-x, maka dokter menggunakannya tanpa memakai pakaian proteksi radiasi atau jas apron, sehingga setelah berselang beberapa tahun ternyata banyak dokter yang menderita kanker kulit. Nah, atas dasar pengalaman ini maka para ahli saat ini sedang berusaha untuk meneliti kemungkinan adanya dampak dari pemakaian ponsel terhadap kesehatan manusia.
Dampak radiasi elektromagnetik ponsel terhadap tubuh manusia, ternyata mempunyai kemiripan dengan dampak radiasi elektromagnetik yang ditimbulkan oleh radar. Pesawat radar sejauh ini telah diduga mempunyai dampak terhadap manusia yang berada pada sekitar instalasi radar. Dampak tersebut adalah kemampuan radar mengagitasi molekul air yang ada dalam tubuh manusia. Perlu diingat bahwa sel-sel yang terdapat dalam tubuh manusia sebagian besar mengandung air, maka dampak agitasi terhadap molekul air perlu mendapat perhatian yang seksama.
Selain itu Perhatian secara khusus telah diberikan terhadap kemungkinan dampak pada embrio dan fetus berkaitan dengan paparan kerja medan EMF berintensitas rendah, khususnya pada para operator visual display units (VDUs) dan staf yang mengoperasikan clinical magnetic resonance diagnostic systems. Namun, sampai saat ini hanya terdapat bukti epidemiologi yang kurang memadai mengenai efek terhadap kondisi kehamilan sehubungan penggunaan handphone. Selain itu juga sering kita temui sehari-hari yang berkaitan antara teknologi komunikasi informasi dan kecelakaan adalah menggunakan ponsel sambil menyetir.
Sering kali kita terganggu dengan tingkah para pengemudi di jalanan raya yang mengganggu lalu lintas karena sopirnya ternyata asyik menggenggam ponsel di tangan kanan atau kiri) dan sebelahnya di setir. Yang lebih menyedihkan lagi, sering kali kita menjumpai pengendara sepeda motor yang sudah seenaknya berkeliaran di jalan raya (berada di jalur berlawanan, misalnya), masih sempat menggunakan ponselnya sambil mengendarai motornya. Hal ini menyebabkan sering terjadinya kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan pengemudinya mengemudikan kendaraan sambil menggunakan ponsel. Hal semacam ini sepertinya kita tidak peduli dengan keselamatan diri sendiri maupun orang lain. Kita pun tidak terlalu risau dengan nyawa sendiri atau orang lain walaupun angka statistik menunjukkan kecelakaan lalu lintas di Indonesia sejak tahun 2004 adalah pembunuh nomor tiga menyebabkan lebih dari 30.000 orang tewas. Selama ini memang tidak ada statistik mengacu secara langsung korelasi antara kecelakaan lalu lintas dan penggunaan ponsel, misalnya. Namun, kalau kita lihat kehidupan kita sehari-hari, potensi kecelakaan yang disebabkan oleh penggunaan ponsel ketika sedang mengemudi pasti akan menimbulkan kecelakaan. Cepat atau lambat.
Mungkin dari dampak ini kita dapat mencari solusi penanganannya dan setidaknya mengurangi resiko yang disababkan oleh ponsel ini. Seperti untuk mengurangi radiasi yang masuk kedalam otak dengan cara menggunakan peralatan proteksi radiasi tersebut ada yang berlabel buatan Amerika dan berbentuk cincin yang menurut "petunjukknya" harus ditempelkan pada bagian telinga agar radiasi elektromagnetik dari ponsel tidak sampai ke jaringan otak. Harga yang ditawarkan untuk peralatan proteksi radiasi tersebut berkisar Rp 25.000,- per buah. Ada juga peralatan lain yang dikatakan sebagai reduktor radiasi elektromagnetik ponsel berupa loudspeaker telinga yang dilengkapi dengan extension kabel atau lebih populer dengan sebutan alat "hands free". Dengan alat hands free ini orang dapat berkomunikasi via ponsel tanpa memegang ponsel. Harga peralatan jenis terakhir ini ditawarkan dengan harga bervariasi antara Rp. 50.000 – Rp. 80.000,- tergantung dari jenis / merk ponselnya. Alat ini agaknya masih dekat denga tubuh karena pada umumnya dimasukkan ke dalam saku baju. Namun sekali lagi, seberapa jauh efektifitas peralatan proteksi radiasi elektromagnetik tersebut, kiranya masih perlu diteliti lebih lanjut. Satu hal yang pasti dan perlu diperhatikan adalah berkomunikasilah dengan ponsel seperlunya saja, agar waktu kontaknya singkat sehingga dosis yang diterima kecil dan waktu kontak yang singkat juga berpengaruh terhadap kantong Anda, karena menghemat pemakaian pulsa ponsel.
Dan untuk mencegah terjadinya kecelakaan maka inisiatif yang diambil adalah Ada juga solusi menggunakan earphone memanfaatkan teknologi Bluetooth yang nirkabel dan sekarang menjadi aksesori yang merak tawarkan kepada para konsumen. Solusi ini memang tidak secara langsung terkait dengan masalah keamanan berkendaraan dan condong menjadi sebuah bagian dari gaya hidup mengikuti tren kemajuan ponsel itu sendiri. Belum lama ini Nokia memberikan sebuah alternatif lain memperkenalkan Nokia 616 Car Kit yang memiliki tampilan LCD dan pengeras suara. Perangkat bisa ditambahkan dengan perangkat genggam Nokia Handset HSU-4 berupa gangga telepon dengan tombol angka dan pengendali yang bisa diputar 360 derajat.
Nama : Darwin
No. Mhs : 153040005
Kelas : G
Radio Satelit

Sebuah radio digital yang menerima sinyal yang disiarkan oleh satelit komunikasi, yang mencakup wilayah geografis yang lebih luas dari sinyal radio biasa.Radio satelit berfungsi di tempat di mana ada garis pandang antara antena dengan satelit, dengan syarat tak ada rintangan besar, seperti terowongan atau gedung. Pendengar radio ini dapat mengikuti saluran tunggal tanpa melihat lokasi jangkauan. Karena teknologi ini membutuhkan akses ke satelit komersial untuk penyebaran sinyal, jasa radio satelit adalah sebuah bisnis komersial, yang menawarkan sebuah paket saluran sebagai bagian dari jasa mereka -- membutuhkan sebuah langganan dari penggunak akhir untuk mengakses saluran. Sekarang ini, penyedia radio satelit utama adalah WorldSpace (Intl.), XM Radio & Sirius (A.S.). Karena sinyalnya memiliki hak cipta dan tidak-cocok satu sama lain, maka membutuhkan perlatan khusu untuk dekoding dan pemutaran. Mereka menawarkan saluran berita, cuaca, olah raga, dan musik. Sejarah revolusi dengan munculnya siaran radio berbasis satelit (satellite radio broadcast). Sejarahnya dimulai pada tahun 1992 di Amerika Serikat (AS). Saat itu, FCC (Federal Communications Commission) yang merupakan badan pengatur telekomunikasi di AS mengalokasikan sebuah spektrum di band frekuensi "S" (sekitar 2,3 GHz) untuk siaran nasional (di AS) berbasis satelit dengan menggunakan audio digital (digital audio radio service/DARS).
Adapun kelebihan dari Radio satelit ini dengan menggunakan satelit, cakupan area yang dihasilkan sistem ini jelas lebih luas daripada yang dicapai stasiun radio konvensional. Dengan begitu, pendengar yang sedang melakukan perjalanan dari suatu kota ke kota lain tidak perlu lagi pindah saluran ke stasiun radio yang berbeda. Cukup sekali tune ke XM Radio, setelah itu tidak perlu diubah lagi. Semakin jauh jarak yang ditempuh, semakin lemah pula sinyalnya sehingga mengurangi kualitas audio yang diterima. Namun penggunaan satelit berdaya tinggi (XM Radio menggunakan satelit berdaya 500 kilowatt) dengan pancaran langsung ke Bumi akan menghasilkan sinyal radio yang layak diterima oleh pesawat penerima. Dan untuk dapat menerima siaran dari satelit, antena penerima dan satelit harus berada dalam kondisi line of sight. Kondisi ini tidak akan tercapai jika penerima terletak di suatu lembah atau kota penuh gedung-gedung bertingkat. Ada cara untuk mengatasinya dengan dipasang stasiun pengulang (repeater) yang berfungsi sebagai perantara satelit dengan penerima. Cara ini akan mengurangi daerah-daerah blankspot. Dan untuk menambah kebersihan sinyalnya, radio satelit mempunyai dynamic range yang lebar. Sebagai perbandingan, dynamic range radio AM adalah 30 dB, radio FM 50 dB, sedang radio satelit 90 dB. Dengan dynamic range yang lebar, suara musik orkestra yang juga mempunyai dynamic range lebar tidak perlu lagi dikompres menjadi sempit, sebagaimana yang dilakukan di radio AM dan FM. Akibatnya, suara orkestra yang kita dengar akan sebening suara aslinya. Siaran radio satelit dapat dicontohkan seperti dapat mendengar siaran dengan bahasa ibu suatu negara yang diinginkan. Ini berguna ketika seseorang berada di luar negeri dan rindu dengan siaran dari kampung halamannya. Selain itu, mungkin hanya untuk asal tahu saja ketika ingin mendengarkan siaran radio negara-negara lain untuk mendapatkan berita tertentu.
Perusahaan yang bergerak dalam usaha siaran radio yang berbasis satelit yaitu XM Satellite Radio berpusat di Washington DC. Pada tanggal 6 Juli 1992, ia didirikan dengan nama American Mobile Radio Corporation dan berubah nama menjadi XM Satellite Radio pada tanggal 12 Oktober 1998. XM Satellite Radio menerima lisensi DARS dari FCC pada 10 Maret 1997. Walaupun merupakan salah satu dari dua perusahaan pertama yang menerima lisensi DARS, ia menjadi satu-satunya pelopor siaran radio satelit karena perusahaan lain (Sirius Radio Satellite). Selain itu perusahaan ini juga berkerja sama degan perusahaan Pioneer Electronics dan Alpine Electronics untuk membuat penerima radio satelit yang ditempatkan di mobil. Selain itu, juga menandatangani kontrak dengan ST Microelectronics yang mendapat lisensi teknologi XM. Lisensi itu digunakan untuk merancang chipset (komponen-komponen IC) yang akan dipasang di penerima. Namun di Jakarta sendiri keberadaannya tidak banyak digunakan orang seperti jenis-jenis gelombang radio umumnya FM, AM, MW dan SW; radio satelit semakin berkembang dewasa ini. Syaratnya, harus ada cakupan siaran satelit disuatu lokasi. Menariknya, kehadiran radio satelit meski harganya sedikit lebih mahal namun malah mendapat sambutan baik dari berbagai pihak. Ini karena fungsi hiburan dan edukasinya serta daya jangkau yang tidak terbatas kondisi geografis. Maklum dipancar ulang dari angkasa luar.
Pokoknya, teknologi siaran terbaru ini telah memanjakan penikmat siaran radio berkualitas tinggi. Dan segera menyebar ke calon pelanggan lain,

RADIO SATELIT

Nama : Darwin
No. Mhs : 153040005
Kelas : G

Sunday, June 3, 2007

Televisi Digital

Televisi Digital

Seiring dengan kemajuan zaman, teknologi televisi kini jauh berkembang dibandingkan dengan pada saat "kotak ajaib" itu pertama kali ditemukan. Produsen televisi giat meningkatkan kualitas gambar yang ditampilkan pesawat televisi mereka. Adapun perkembangan televisi yang berawal dari televise dengan sistem Analog dan sekarang berkembang lagi menjadi televise Digital. Pengertian televisi digital adalah dimana resolusi gambar lebih tinggi. Sistem televisi satelit, sama seperti gambar dari DVD, menggunakan skema pengkodean digital yang menyediakan gambar lebih jernih. Keunggulan sistem TV digital dibandingkan dengan analog terletak pada kualitas penerimaan yang lebih baik, kebutuhan daya pancar yang lebih kecil, ketahanan terhadap interferensi dan kondisi lintasan radio yang berubah-ubah terhadap waktu serta penggunaan yang lebih efisien. Namun selain itu juga informasi digital dikonversikan ke analog agar dapat ditayangkan pada televisi analog.

Gambar yang dihasilkan lebih baik ketimbang gambar yang ditampilkan pemutar kaset video VHS, tapi akan dua kali lebih baik lagi jika informasi itu tidak dikonversikan ke analog, tetap digital, selain itu sistem TV digital juga memungkinkan pengiriman gambar beresolusi tinggi dengan format high-definition television (HDTV). Adapun perbedaan antara televisi digital dan analong yaitu TV analog yang berstandar NTSC memiliki 525 garis pundai, yang umumnya terlihat hanya 480 garis pindai. Televisi biasa memiliki resolusi gambar efektif 210 ribu pixel, sedangkan pada televisi digital, resolusi tertingginya mencapai 2 juta pixel. Ini artinya, gambar pada HDTV memiliki 10 kali lebih detail ketimbang TV biasa (analog). Seiring majunya perkembangan dunia elektronik maka banyak pihak-pihak yang ingin mengembangkan televise digital, seperti Pada 2004, badan standar Eropa (ETSI) merilis standar baru sebagai pengembangan DVB-T, yaitu DVB-H (H = handheld) yang diperuntukkan bagi pelanggan bergerak dengan pesawat penerima bertenaga baterai seperti PDA atau handphone. Penggunaan tenaga baterai secara hemat untuk penerimaan sinyal TV dalam waktu yang lama dimungkinkan oleh pengiriman sinyal secara tak kontinu. Sinyal TV digital dibagi-bagi ke dalam sejumlah blok yang masing-masing dikirimkan berurutan namun dipisahkan oleh interval waktu kosong sedemikian sehingga terminal penerima dapat menjadi non-aktif selama waktu jeda ini. nUntuk siaran terrestrial, standar yang dirilis paling akhir adalah DMB-T yang dikembangkan oleh Tsinghua University China yang merupakan modifikasi dari DVB-T. Seperti halnya DVB-T, DMB-T menerapkan dua lapis pengodean dan dua lapisan interleaving untuk mendapatkan ketahanan terhadap derau, interferensi, dan perubahan kondisi lintasan radio terhadap waktu. Adapun keunggulan yang dimiliki DMB-T disebabkan oleh sistem OFDM yang dilengkapi sinkronisasi pada domain waktu (TDS-OFDM). Sinyal sinkronisasi dikirim secara terpisah dari sinyal TV dengan menggunakan teknologi spread spectrum sehingga memberikan ketahanan lebih tinggi bagi sinyal sinkronisasi terhadap derau dan interferensi sehingga proses deteksi OFDM yang membawa sinyal TV menjadi lebih baik pula.

Nama : DARWIN

No. Mhs : 153040005

Kelas : G